Surabaya, kawanuaplus.com – Kita pasti terkejut dan terkaget-kaget bila bisa menyaksikan hewan ini bisa memutar kepalanya hingga setengah putaran atau 180 derajat. Hewan itu adalah Tarsius (Tarcius Spectrum).
Primata mungil ini hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Tangkasi dapat melompat sejauh 3 meter atau hampir 10 kaki dari satu pohon ke pohon lainnya lalu menghilang dari pandangan Anda.
Kita bisa menjumpai hewan ini di Taman Nasional Tangkoko-Batuangus di Kota Bitung terletak di utara Pelabuhan Samudera Bitung tepatnya di kaki Gunung Dua Saudara, Sulawesi Utara.
Di kawasan seluas 8.718 hektar ini Anda dapat menemukan monyet terkecil di dunia yaitu tangkasi atau tarsius (Tarsius spectrum) yang merupakan hewan endemik Sulawesi. Setelah diteliti tim dari Australia ternyata diketahui darah tarsius berjenis O seperti pada manusia.
Sifatnya pemalu, berwarna coklat muda, kelima jarinya yang panjang memungkinkan menempel erat pada cabang-cabang pohon. Apabila Anda perhatikan jari-jari tersebut memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar. Tarsius memiliki ekor panjang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya.
Ukuran matanya besar dan mungkin ukuran mata tarsius ini lebih besar daripada ukuran otaknya. Matanya yang besar sangat bermanfaat untuk aktifitas malam hari. Jadi, memang hewan ini cenderung dapat ditemui sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Mangsa mereka adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, kadang juga reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Tarsius tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Hewan ini tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka langsung melompat ketika berada di tanah. Selain itu bintang langka dan unik ini sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya karena jika ditempatkan dalam kurungan maka tarsius akan stres lalu melukai dirinya sendiri hingga mati.
Keunikan tangkasi telah membuat hewan ini diburu ilmuan dan wisatawan untuk diteliti atau diamati. Hingga kini jumlah tangkasi atau tarsius (Tarsius spectrum) terus berkurang dan termasuk hewan langka yang dilindungi.
Ada 9 jenis tarsius di dunia, 2 di Filipina dan 7 sisanya terdapat di Sulawesi. Dua jenis yang paling terkenal terdapat di Indonesia yaitu kera hantu (Tarsius tarsier) dan tarsius kerdil atau krabuku kecil (Tarsius pumilus atau Pygmy tarsier). Tarsius pumilus merupakan jenis tarsius terkecil dengan panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Masyarakat Manado, Sulawesi Utara membanggakannya hewan kecil tarsius seperti juga mereka membanggakan Bunaken dengan kekayaan bawah lautnya yang menawan.
Bukan hanya karena keberadaan tarsius saja tetapi Taman Nasional Tangkoko juga telah menarik ilmuan dari berbagai belahan dunia sejak dahulu. Alfred Russle Wallace pada tahun 1850 meneliti tempat ini untuk melihat langsung hewan unik maleo dan babi rusa. Karena penelitiannya sekarang kita mengenal batas imajiner Garis Wallace yang telah membagi dua kelompok satwa antara Bali dan Kalimantan terus ke Selatan. Garis ini juga menjadi batas perpaduan zoogeografi dua wilayah yaitu Asia dan Australia. han
Be the first to leave a comment