Surabaya, kawanuaplus.com – Kerukunan Keluarga Kawanua Surabaya (K3S) menggandeng Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Pusat, dan Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia guna menyukseskan Festival Kawanua 2014 yang akan digelar 12-13 Desember 2014 di Hotel V3 Surabaya, Jawa Timur.
PINKAN adalah organisasi yang mewadahi pengembangan Musik Kolintang tingkat Nasional dan yang membawa Musik Kolintang ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-bangsa/PBB) untuk menjadi Warisan Budaya Dunia.
Ketua Umum K3S Noufry Rondonuwu menjelaskan bahwa Festival Kawanua 2014 menggelar berbagai kegiatan, diantaranya adalah Lomba Musik Kolintang dan Tari Maengket Tingkat Nasional Tahun 2014. Peserta lomba akan datang dari berbagai kota di Indonesia, antara lain; Jakarta, Semarang, Salatiga, Medan, Manado, Malang, dan tentu saja Surabaya.
“Peserta lomba dari Sulawesi Utara bukan saja Kota Manado, tetapi juga dari Tomohon, Tondano, Ratahan, Airmadidi, dan lain-lain. Banyak pihak yang siap mendukung kesuksesan Festival Kawanua 2014,” ujar Noufry di Surabaya, Jumat (5/12/2014).
Noufry yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum K3S mengatakan bahwa Festival Kawanua 2014 dilaksanakan dengan tujuan untuk memperingati dua hal, yaitu (1) memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Minahasa ke-586 tanggal 5 November 2014, dan (2) memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November 2014. Semangat berkorban para Pahlawan semoga menginspirasi kita sebagai warga bangsa untuk membangun negeri tercinta Indonesia. “Mari kita peringati HUT Minahasa melalui pengembangan seni dan budaya,” imbuhnya.
Menurut dia, euforia untuk menghadiri Festival Kawanua tahun ini sudah terjadi di beberapa tempat. Sanggar-sanggar kesenian mulai ramai berlatih lebih sering, sekolah-sekolah (SD sampai SMTA) juga banyak mengisi kegiatan ekstra kurikulernya dengan Tari Maengket dan Kolintang. Musik Kolintang bukan hanya milik Orang Minahasa, tapi sudah menjadi milik Bangsa Indonesia.
“Di Surabaya, Musik Kolintang hadir di sekolah-sekolah, kampus, gereja, instansi Pemerintah, dan lain-lain, dan dimainkan bukan hanya oleh Orang Minahasa,” imbuh Noufry. hid/rem
Be the first to leave a comment