Surabaya, kawanuaplus.com – Sekitar 60 grup Kolintang dari seluruh Indonesia dan 40 grup tari Maengket siap berkompetisi menjadi yang terbaik dalam Festival Kawanua 2014 yang digelar Kerukukan Keluarga Kawanua Surabaya (K3S). Kesiapan grup-grup tersebut diungkap oleh Ketua Umum K3S Noufry Rondonuwu.
Festival Kawanua 2014 akan digelar pada 12-13 Desember 2014 di Hotel V3 Surabaya, mulai jam 09.00 sampai 21.00 WIB. Dalam festival tersebut, akan digelar lomba musik Kolintang dan tari Maengket tingkat nasional.
“Sebanyak 20 grup Kolintang dari Sulawesi Utara siap datang langsung ke Surabaya. Grup dari Jakarta Sumatera, dan daerah lainnya juga sudah siap hadir untuk berlomba,” jelas Noufry di Surabaya, Jumat (5/12/2014).
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).
Sedangkan tari Maengket merupakan tarian yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Kata maengket sendiri berasal dari bahasa setempat yakni engket yang berarti mengangkat tumit kaki naik turun. Tambahan awalan ma- di pada kata engket berarti menari dengan naik turun.
Tarian ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Minahasa yang masih dipertahankan sampai saat ini. Masyarakat Minahasa sendiri adalah masyarakat suku asli Sulawesi Utara. Masyarakat Minahasa sendiri berasal dari orang Austronesia yang telah mendiami wilayah Sulawesi Utara selama ribuan tahun sebelum masehi.
Suku minahasa merupakan kesatuan dari beberapa sub etnik yang mendiami wilayah Sulawesi utara seperti Tontemboan, Tombulu, Tonsea, Tolour (Tondano), Tonsawang, Ponosakan, Pasan, dan Bantik. Meskipun masyrakat minahasa terdiri dari berbagai suku dan agama, masyarakat minahasa hidup berdampingan dan rukun. Hal ini juga mempengaruhi terhadap corak kebudayaan masyarakat Minahasa termasuk tari maengket. Karena beraneka ragamnya suku di dalam suku minahasa, istilah yang digunakan dalam teknis tarian maengket juga beraneka ragam sesuai dengan bahasa dari setiap suku tersebut.
Noufry menambahkan bahwa Festival Kawanua 2014 di Surabaya ini akan semakin meriah karena Gubernur Sulut Harry Sinyo Sarundajang menyatakan siap hadir untuk membuka dan menutup Festival Kawanua 2014 tersebut.
Menurut Noufry, meski Festival Kawanua 2014 ini dipersiapkan hanya dalam tempo satu bulan, namun semua persiapan telah matang. “Tim juri lomba Kolintang juga sudah siap. Frans K. E. Ratag dan Bartje Van Houten siap hadir menjadi juri lomba Kolintang,” jelasnya.
Kegiatan budaya tersebut, sambung Noufry, termasuk program budaya pertama dari K3S yang dipimpinnya sejak 19 Oktober 2014. Program budaya menjadi prioritas K3S periode 2014-2018, disamping program sosial. hid/rem
Be the first to leave a comment