Tompaso, kawanuaplus.com – Kain tenun khas Minahasa sempat terancam kelestariannya menyusul minimnya jumlah pengrajin. Bahkan, kain tenun Minahasa pernah dinilai lenyap sejak 200 tahun lalu. Hal itu membuat masyarakat Minahasa meminjam kain tenun daerah tetangga atau batik dari Jawa. Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) telah memberi bantuan konkrit kepada pengrajin kain tenun khas Minahasa berupa lima unit mesin tenun. “Para perantau atau Kawanua itu telah berdiaspora di seluruh nusantara dan luar negeri. Mereka merupakan duta kain tenun khas Minahasa dan karya-karya budaya khas Minahasa lainnya,” jelas Ketua KKK Benny J Mamoto yang juga penggagas Yayasan Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara (YISBSU). Sementara itu, YISBSU telah memulai upaya pelestariannya dengan merangkul sejumlah pengrajin untuk memintal benang-benang menjadi kain di kompleks Museum YISBSU. Mereka menjalin kerjasama dengan desainer nasional yang masih keturunan Minahasa untuk membuat rancangan-rancangan baju berbahan kain tenun Minahasa agar kain tenun ini makin dikenal masyarakat. Sejak 2005, Benny bersama perancang busana berdarah Manado Thomas Sigar memprakarsai kebangkitan tenun Minahasa. Mereka bergerak mulai dari riset buku hingga penelitian lapangan. Hasilnya, duet pelestari budaya Minahasa ini menemukan kembali motif-motif lama tenun Minahasa. Pada 2009, YISBSU memperkenalkan kain tenun bermotif pinawetengan, pinatembega, dan pinabia lewat pergelaran karya Thomas Sigar “Lost Treasure of Minahasa”. Berlanjut pada 2011, Thomas menggelar peragaan busana berbahan kain tenun Minahasa bertajuk “The Enchanting Culture of Minahasa” di Ballroom XXI Jakarta Teater, Jakarta. Rupanya kain tenun khas Minahasa tak hanya menjadi karya budaya yang menyedot perhatian besar darimasyarakat dan pemerintah di Sulawesi Utara saja. Ternyata kalangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga terpikat dengan eksotiknya kain tenun ini. Bank Mandiri termasuk BUMN yang terpikat dengan potensi besar kain tenun khas Minahasa. Bekerjasama dengan , Bank Mandiri merealisasikan partisipasinya untuk mengembangkan kain tenun khas Minahasa. “Bank Mandiri ingin turut membantu pengrajin tenun Minahasa,” ujar Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar. Bank Mandiri menyalurkan dana pinjaman lunak kepada Kelompok Wanita Tenun Kimabajo. Dana pinjaman lunak tersebut bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mandiri. hid/rio
Be the first to leave a comment