Jakarta, kawanuaplus.com – Dari tidak tahu apa-apa, menjadi tahu, dan terus mencari tahu. Itulah ringkasan perjalanan Natasya Paruntu di dunia jurnalistik. Presenter dan reporter di stasiun televisi Global TV tak mau berhenti di satu titik perjalanan. “Soalnya, semakin mencari tahu, semakin aku tahu bahwa masih banyak lagi hal yang tidak aku ketahui. Aku bangga menjadi salah satu jurnalis Indonesia,” ujar Natasya yang berasal dari Tondano, Sulut. Prinsip terus mencari tahu menjadi bekal Natasya untuk terus mengasah skill jurnalistiknya. Menjadi jurnalis adalah profesi pertama dia dan hingga kini masih belum pernah beralih ke profesi lainnya. Kemampuan yang terus diasah itu, berbuah sederet tugas jurnalistik. Saat ini, dia sedang dipercaya Global TV menjadi presenter tunggal acara olahraga (sport) Global TV bertajuk “100% Sport”. “Aku juga siaran news di MNC News,” papar Natasya yang mengawali karir sebagai presenter di Pacific TV, sebuah stasiun televisi lokal di Sulawesi Utara (Sulut). Dia mengungkap, awal karirnya di dunia broadcasting dimulai dari mengikuti ajang pemilihan “To Be Presenter News” yang digelar Pacific TV pada tahun 2008. Saat itu, Natasya masih menempuh bangku kuliah semester 2 di Universitas Negeri Manado (Unima). Dalam usia belia itu, dia menyabet prestasi sebagai Runner up “To Be Presenter tersebut. “Bangga sekali bisa pemenang kedua sebab kompetisinya sangat ketat dan jurinya adalah orang-orang mumpuni di bidang broadcasting. Waktu itu jurinya adalah Donbosco Selamun. Beliau waktu itu menjabat Pemimpin Redaksi SCTV dan Deasy Weku yang menjadi presenter Trans TV,” ujar Natasya mengenang masa-masa perjuangannya. Berkat prestasi itu, putri tunggal pasangan Johan Eduard Paruntu (Hanny) dan Nontje Lantu ini langsung dikontrak menjadi presenter di Pacific TV. Karir jurnalistiknya berlanjut. Tahun 2013 dia diajak bergabung ke beritasatu. Selepas dari beritasatu, Natasya menjadi presenter dan reporter di Global TV, mulai Januari 2014 sampai dengan sekarang. Pekerjaan sebagai jurnalis mengantar Natasya berkeliling ke berbagai daerah. Rupanya perjalanan karir itu nyaris serupa dengan cita-citanya di masa kanak-kanak. Kala belia, Natasya bercita-cita menjadi guru yang bisa mengajar anak-anak di daerah-daerah terpencil yang sama sekali tak tersentuh institusi pendidikan di Indonesia. “Thats why aku kuliah Pendidikan dan meraih gelar sarjana pendidikan [Spd],” kata Natasya. Natasya mengaku prestasinya tidak terlalu banyak. “Hanya pada tahun 2008 sih. Ada beberapa, antara lain runner up to be presenter. Saya juga pernah meraih gelar Putri Indonesia Budaya dan Pariwisata Sulut,” aku Natasya tanpa malu-malu. Diluar kesibukannya sebagai jurnalis, paras cantik Natasya telah menarik minat berbagai perusahaan. Sejumlah pekerjaan sebagai fotomodel, cover majalah, dan bintang iklan produk ditekuninya. “Tapi aku tetap tertantang dengan dunia jurnalis, masih banyak yang belum kugali ilmunya,” pungkas Natasya yang lahir pada 11 November 1988. roy/hid
Be the first to leave a comment