Karawang, kawanuaplus.com – Anda tidak akan dibiarkan buta pengetahuan tentang kopi di kedai ini. Silakan tanyakan semua tentang kopi yang ingin Anda ketahui di sini, di Coffee Writer. Coffee Writer menjadi kedai yang menyajikan minuman kopi yang biji kopinya dipungut dari berbagai wilayah di Indonesia. Kedai kopi yang mangkal di lobby Taruma Leisure Waterpark, Grand Taruma, Karawang Barat itu resmi dibuka sebagai store pertama. Penggagas sekaligus pemilik Coffee Writer, Roso Daras menjelaskan enam barista yang disebutnya sebagai partner, siap menjawab semua pertanyaan Anda tentang kopi. “Enam partner Coffee Writer direkrut dari potensi lokal Karawang. Melalui pelatihan intensif, dalam waktu tidak terlalu lama, mereka sudah bisa menjadi barista-barista mumpuni. Mereka siap menjawab, sekaligus melayani dan menyajikan kopi terbaik untuk Anda,” ujar Roso. Enam barista yang dimaksud Roso yaitu Che Che, Glenn, dan Jaseem. Ketiga lelaki itu diperkuat oleh tiga barista perempuan yaitu Fitriy, Noor, dan Shri. Roso mengungkapkan Coffee Writer di Karawang Barat itu disebut sebagai store pertama sebab dia berencana mengembangkannya di berbagai daerah lainnya. “Store pertama wajib kiranya diketengahkan, supaya asa membuka store-store berikutnya tetap menyala. Membara,” serunya. Apa Hubungan Kopi dan Menulis? Coffee Writer, nama kedai kopi terkesan ingin memadukan dua aktivitas indera perasa dan nalar. Roso Daras membeber maksud penamaan kedai kopinya. “Ngopi sambil menulisÔǪ atau menulis sambil menyeruput secangkir kopi, adalah kegiatan yang lazim. Sangat lazim bahkan, Karena itu, Coffee Writer hadir lebih untuk meneguhkan kelaziman tersebut. Kami hadir untuk menyediakan tempat rendevous yang nyaman bagi penikmat kopi sambil menulis,” jelas Roso. Apakah harus menulis? Roso serta merta menjawab: “Tentu saja tidak!”. Menurut dia barangkali pelanggan yang lebih suka minum kopi sambil ngobrol. Minum kopi sambil berdiskusi. Atau minum kopi sambil berkontemplasi. Akan tetapi, aktivitas menulis selagi duduk-duduk menikmati kopi, sesungguhnya sangatlah sulit untuk dihindarkan. “Bayangkan, dalam kehidupan yang serba cepat, dalam tata-pergaulan yang begitu up-date, rasanya tidak afdol kalau pemegang gadget tidak menulis. Ya, menulis sms tetaplah aktivitas menulis. Menulis status di Facebook tetaplah kegiatan menulis. Menulis BBM, WA, Line, dan berbagai program komunikasi lain, tetaplah merupakan kegiatan menulis,” imbuhnya. Roso menjelaskan, sembari minum kopi, pengopi bisa sekadar menulis sms, menulis BBM, menulis status FB, dan lain-lain, pengopi bisa juga menulis hal-hal yang lebih serius. Menulis puisi, menulis surat, menulis konsep proposal, menulis tesis, skripsi, dan lain-lain. “Itulah kenapa kedai kopi ini kami beri nama Coffee Writer,” jelasnya. Satu keunikan dari Coffee Writer adalah tersedianya lembar-lembar kertas dan ball-point atau pensil di setiap mejanya. Keunikan ini sekaligus mempertegas identitas kedai kopi yang menyediakan menu andalan “Writer Macchiato” ini. “Kami sangat menyadari betapa sering dijumpai, di saat ngopi, seseorang berhubungan telepon dengan kolega, dan kelabakan ketika harus menuliskan pesan, nomor telepon, atau apa pun yang yang perlu dicatat dari hasil percakapan tersebut. Nah, ketersediaan kertas dan alat tulis itu akan menjadi jawaban bagi kebutuhan mendadak dan mendesak yang acap diabaikan pengelola kafe kopi mana pun,” pungkas Roso. rem
Be the first to leave a comment